Sinoman


FESBUKERBREBES.COM - Masyarakat Jawa khususnya Brebes mempunyai tradisi yang sangat beragam, dan keberadaan tradisi ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah masyarakat itu sendiri. Ia menjadi simbol yang sarat dengan muatan lokal dan dipraktikkan sebagai salah satu cara dalam pendekatan sosial di masyarakat. Salah satu dari tradisi tersebut adalah tradisi sinoman yang dipraktikkan oleh masyarakat Brebes dan menjadi dari kehidupan mereka.

Sinoman bagi masyarakat adalah bentuk gotong-royong memberikan sumbangan berupa tenaga atau nitip barang dan menagihnya kembali ketika sedang membutuhkan. Aturan mengenai sinoman memang hampir tidak tertulis, tetapi tidak pernah terjadi pengingkaran dan selalu terpenuhi ketika si penyimpan membutuhkannya. Tradisi seperti ini merupakan bagian dari upaya masyarakat dalam mengorganisasikan diri, menata kehidupan bersama dan menginternalisasikan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

BENTUK-BENTUK SINOMAN
Sinoman yang biasa dipraktikkan oleh masyarakat Jawa khususnya Brebes mempunyai banyak bentuk. Di antaranya adalah:

Pertama, Sinoman hajat mantenan dan sunatan.

Orang yang sedang mempunyai hajat besar seperti mantenan, ngunduh mantu dan sunatan membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena kegiatan-kegiatan tersebut mengundang banyak tamu untuk menghadiri acaranya, serta mengundang tetangga dan saudara untuk selamatan.

Hal ini kalau ditanggung sendirian oleh tuan rumah akan memberatkan, sehingga lebih ringan apabila dilaksanakan dengan cara sinoman. Sinoman hajatan ini biasanya menawarkan tenaga untuk membuat kue atau pun makanan seperti berkat, adep-adep dan lainnya.


Saat pemilik hajatan, mereka yang sinoman dalam bentuk memberikan tenaga biasanya datang sendiri dan tidak dibayar. Sebagai upah atas sinoman yang dilakukan itu biasanya pemilik hajat akan memberikan kue atau makanan yang dibuat bersama-sama tersebut.

Selain Sinoman hajatan dalam bentuk tenaga, juga ada dalam bentuk memberikan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang punya hajatan, seperti beras, daging, kelapa, rokok, makanan dan sebagainya. Ketika Si penyumbang sinoman dalam bentuk barang akan mempunyai hajatan, maka orang yang pernah disinomani tersebut mengembalikan sinoman yang dulu pernah ia terima, begitu seterusnya.

Kedua, Sinoman menggarap sawah.

Ketika musim tanam atau panen tiba, mereka membutuhkan banyak tenaga. Karena tenaga yang dibutuhkan banyak, mereka keberatan kalau menggaji tenaga tersebut. Maka sebagian mereka melakukan sinoman tenaga dalam mengerjakan sawah atau ladang.

Ketiga, Sinoman dana dan sambatan membangun rumah.

Membangun rumah biasanya membutuhkan banyak biaya, maka mereka menabung terlebih dulu dengan tradisi sinoman ini. Tetangga yang mendirikan rumah terlebih dahulu dibantu oleh tetangga lain dengan menyumbangkan apa-apa yang dibutuhkan oleh orang yang mendirikan rumah tersebut.

Ketika Si penyumbang akan mendirikan rumah, ia bisa memutuskan kapan memulai mendirikan rumah walaupun dana yang tersedia belum mencukupi, karena ia bisa menerima sinoman dari tetangga-tetangganya, dan giliran tetangganya mendirikan rumah ia mengembalikan sinoman yang dulu pernah ia terima, begitu seterusnya.

MAKNA TRADISI SINOMAN

Tradisi sinoman sudah melekat pada masyarakat Brebes, terutama setiap aktivitas dan kegiatan yang membutuhkan banyak orang. Bagi mereka, sinoman mempunyai makna yang sangat penting, yaitu:

Pertama, makna sosial.

Tradisi sinoman dijadikan sebagai media mempertemukan antar anggota masyarakat. Ditinjau dari segi sosial, masyarakat Brebes meyakini bahwa sinoman mampu menjadi perekat sosial. Sinoman dapat mempertemukan masyarakat tanpa melihat status sosial dan mempertemukan mereka dalam satu kepentingan. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin.

Kedua, semangat gotong royong.

Hal ini dapat diamati dari praktik sinoman itu sendiri, dimana setiap anggota masyarakat saling membantu, tanpa melihat status seseorang. Dengan demikian, suatu pekerjaan dan kegiatan yang awalnya berat dan membutuhkan dana banyak, bisa menjadi ringan.

Tidak ada suatu kegiatan yang tidak terlaksana hanya gara-gara tidak ada dana atau tenaga yang membantu. Tradisi sinoman ini sejalan dengan semangat bangsa Indonesia, yakni semangat gotong royong. Bila tradisi ini dihidupkan terus maka akan mengurangi tingkat kemiskinan dan bisa mengikis kesenjangan sosial.

Ketiga, makna ekonomi.

Ketika BBM naik yang dibarengi dengan kenaikan harga, kebutuhan masyarakat semakin naik juga.

Keempat, makna spiritual.

Masyarakat Brebes mempunyai pandangan bahwa melaksanakan sinoman dapat mendekatkan diri pada agama.

Tradisi sinoman yang dilakukan oleh masyarakat Jawa khususnya Brebes merupakan bagian dari kearifan lokal yang menunjukkan khasanah budaya bangsa. Budaya seperti ini patut kita lestarikan bahkan dikembangkan karena selain mempunyai muatan lokal, tradisi sinoman juga mempunyai makna yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat.



Post a Comment

Postingan Sebelumnya Postingan Berikutnya

Contact Form