Waduk Malahayu


FESBUKERBREBES.COM - Waduk Malahayu adalah salah satu obyek wisata yang terletak di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ± 6 km dari Banjarharjo atau 17 km dari Tanjung. Luas Waduk Malahayu ini sekira 944 hektare dan dibangun pada tahun 1930 oleh Kolonial Belanda.

Fungsi waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba juga sebagai pengontrol banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi. Di obyek wisata ini dapat ditemukan keindahan pulau dan panorama alam pegunungan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.

Pemandangan alam yang terdapat di Waduk Malahayu berupa perbukitan-perbukitan di sekeliling waduk dan pulau-pulau di tengah waduk serta nampak pula Gunung Lio yang zaman dahulu dikenal sebagai medan pertempuran gerilya Jend. Soedirman. Pulau-pulau di tengah waduk ini dikenal sebagai Pulau Ko-ok, Pulau Ketukul, Pulau Maud dan Pulau Sahidi. Mayoritas pemanfaatan pulau tersebut sebagai lahan pertanian warga dan sebagai hutan jati. Khusus Pulau Ko-ok digunakan oleh Dinas PSDA guna memantau keadaan di sekitar waduk baik tingkat kelembaban udara, kecepatan angin, suhu air di waduk, hingga posisi matahari.


Pulau Ketukul yang berada di tengah Waduk Malahayu memiliki luas 1 Ha, selama ini dimanfaatkan sebagian sebagai hutan jati oleh Perhutani, sebagian ditanami mangga dan sebagian kecil ditumbuhi Pohon Randu liar yang dimanfaatkan masyarakat untuk diambil hasil dari pohon tersebut. Di pulau Ketukul juga terdapat lahan-lahan yang dijadikan sebagai area pertanian oleh masyarakat sekitar. Adapun Pulau Sahidi saat ini hanya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian bagi warga sekitar. Luas Pulau Sahidi kurang lebih 3 Ha. Pulau ini memiliki tanah bertipe regosol, sehingga cocok untuk ditanami pohon yang tidak memerlukan banyak air, sebagai contoh pohon jambu air.

Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas. Saat setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya.

Ada salah satu mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.

Ikan Mujair goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.


Post a Comment

Postingan Sebelumnya Postingan Berikutnya

Contact Form